5 Cara Melembutkan Hati

Monday, February 9, 2015

5 Cara Melembutkan Hati

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta3 February 2015, 3:03 pm
Tatkala badan merasa enggan untuk beramal, tatkala hati mulai sulit untuk terenyuh, mungkin itu salah satu tanda kerasnya hati, dengan kata lain hati ini sedang sakit. Lantas apa yang akan dilakukan ketika tahu bahwa hati ini sedang sakit? Orang yang sakit pasti akan mencari obat, sebagaimana orang sakit akan pergi ke dokter. Berikut ini penulis berikan obat agar hati menjadi lembut kembali.

Gmana kalau ditawarkan makanan saat puasa sunah?

Monday, February 2, 2015

Ini dia, terkadang ada beberapa orang yang bingung sempet denger selentingan kalo lagi puasa sunah trus ditawarin makan, dan dibatalin puasanya. Nah ini penjelasannya, yuk di baca kawan info nya :)

��Diundang makan dan sedang puasa��

��Ditulis oleh: Muhammad Ustadz Abduh Tuasikal

��Disadur dari: Rumaysho.com

��Ditulis ulang oleh:Dompet dhuafa volunteer Sunnah

��Bagaimana jika kita diundang makan, namun kita sedang puasa? Apa tetap undangan tersebut dihadiri atau kita sengaja batalkan puasa kita?

��Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

,إِذَا دُعِىَ أَحَدُكُمْ فَلْيُجِبْ فَإِنْ كَانَ صَائِمًا فَلْيُصَلِّ وَإِنْ كَانَ مُفْطِرًا فَلْيَطْعَمْ

“Jika salah seorang di antara kalian diundang makan, maka penuhilah undangan tersebut. Jika dalam keadaan berpuasa, maka do’akanlah orang yang mengundangmu. Jika dalam keadaantidak berpuasa, santaplah makanannya.” (HR. Muslim no. 1431).

��Penuhilah Undangan

��Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin menjelaskan, jika ada yang mengundang, maka hendaklah kita memenuhi undangan tersebut. Jika undangan tersebut adalah undangan nikah, diwajibkan untuk dihadiri. LihatSyarh Riyadhis Sholihin, 4: 203.

��Hukum Menyantap Makanan Saat Diundang

��Adapun hukum menyantap hidangan saat walimah adalah sunnah, bukanlah wajib menurutmadzhab Syafi’i. Lihat Syarh Shahih Muslim, 9: 210.

��Kata Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin, hendaklah yang diundang menyantap makanan jadi bukan hanya hadir saja karena orang yang mengundang sengaja mengajak kita supaya menikmati makanan yang telah ia sajikan. Coba bayangkan jika sampai yang punya rumah mengundang dan telah membuat makanan yang banyak lalu kita tidak menyantapnya, tentu akan merasa kecewa. LihatSyarh Riyadhis Sholihin, 4:203.

��Jika Berpuasa Saat Diundang

��Menurut jumhur ulama -mayoritas ulama-, maksud “falyusholli” adalah doakanlah orang yang mengundang makan dengan ampunan, keberkahan dan semisalnya. Karena asalnya makna “shalat” adalah berdo’a. Imam Nawawi rahimahullah berkata, khusus untuk orang yang berpuasa, tidak wajib ia makan saat diundang makan seperti itu, lebih-lebih jika itu puasa wajib karena puasa wajib tidak boleh dibatalkan. Sedangkan puasa sunnah boleh dibatalkan saat diundang makan seperti itu.

��Imam Nawawi juga berkata, jika sampai orang yang mengundang merasa berat jika orang yang diundang tetap berpuasa, maka hendaklah ia batalkan puasanya. Jika tidak ada perasaan seperti itu, maka tidak mengapa tidak membatalkan puasa saat itu. Lihat penjelasan Imam Nawawi ini dalam Syarh Shahih Muslim, 9:210.

��Syaikh Ibnu ‘Utsaimin menjelaskan, ada tiga keadaan saat seseorang diundang:

1- Jika diundang dalam keadaan tidak berpuasa, maka nikmatilah hidangan makan yang ada.

2- Jika diundang dalam keadaan berpuasa wajib,maka tidak makan saat itu dan tidak membatalkan puasa [cukup mendo’akan kebaikan pada yang mengundang sebagaimana diterangkan dalam hadits di atas].

3- Jika diundang dalam keadaan berpuasa sunnah, maka punya pilihan saat itu. Jika ingin membatalkan puasa, santaplah hidangan saat itu. Jika tidak ingin batalkan, juga tidak mengapanamun kabarkan pada yang mengundang. Namun hendaknya memilih mana yang lebih maslahat. Jika dianggap bahwa membatalkan puasa saat itu baik, maka batalkanlah dan nikmati hidangan saat itu. Jika tidak, maka meneruskan puasa itu lebih utama. Wallahu a’lam. (Syarh Riyadhis Sholihin, 4: 204).

��Semoga sajian di sore ini bermanfaat bagi pembaca setia Rumaysho.Com. Hanya Allah yang memberi petunjuk dan taufik.

Referensi:Syarh Riyadhis Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon Riyadh, cetakan ketiga, tahun 1427 H.

Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Yahya bin Syarf An Nawawi, terbitan Dar Ibnu Hazm, cetakan pertama, tahun 1433 H.

Selesai disusun di kantor Pesantren Darush Sholihin di Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul, 25 Rabi’ul Awwal 1435 H

Akhukum fillah: Muhammadj Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Seorang Muslim Mulia Akhlaqnya

Waaah, sudah masuk bulan Februari dan ganti bulan, tandanya min harus share minimal satu postingan di blog ini. Biar ga banyak sarang laba-labanya hehehe. Min mau repost dari hasil kajian di Bimbingan Islam tentang akhlak mulia, aaah bicara tentang akhlak masih banyak bangeeet harus diperbaiki akhlak ini . Yuk di simaak dan dipahami lalu dipraktekkan kawan :). Semoga akhlak kita setiap hari nya semakin baik yaaa. Aamiin

BimbinganIslam.com
Rabu, 7 Rabi'ul Akhir 1436 H / 28 Januari 2015 M

Ustadz Firanda Andirja, MA
Materi Tematik
▶  Seorang Muslim Mulia Akhlaqnya
⬇ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/178i8wg809esbxb/AUD-20150128-WA0010.mp3?dl=0
Video Source
https://www.youtube.com/watch?v=O9yz96HUnUc
---------------

SEORANG MUSLIM MULIA AKHLAQNYA

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Seorang yang cerdas adalah seorang yang berusaha mencari amalan-amalan yang pahalanya besar.

Karena kita sadar bahwasanya umur kita tidak lama, kemampuan kita beramalpun tidak selamanya kuat.

Oleh karenanya para shahabat terdahulu selalu bertanya kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟

"Amalan mana yang paling afdhal, ya Rasūlullāh?"

Diantara amalan yang afdhal yang hendaknya kita lakukan adalah berakhlaq mulia.

Berakhlaq mulia adalah amalan yang sangat luar biasa.

Dalam hadits, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

لَيْسَ شيْءٌ أَثْقَلُ في مِيزَانِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ

"Tidak ada amalan yang paling berat timbangannya di akhirat kelak seperti akhlaq yang mulia."

Ini menunjukkan bahwasanya akhlaq yang mulia jika diletakkan ditimbangan di akhirat kelak sangat berat.

Kemudian juga Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam haditsnya pernah berkata:

إنَّ الرَّجُلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ

"Sesunguhnya seseorang dengan akhlaqnya yang mulia bisa meraih derajat orang yang senantiasa puasa sunnah dan senantiasa shalat malam."

• Orang ini, mungkin jarang shalat malam
• Orang ini, mungkin bahkan tidak shalat malam
• Orang ini, mungkin tidak puasa sunnah.

Akan tetapi, karena akhlaqnya mulia maka dia bisa mencapai derajat orang-orang yang senantiasa shalat malam dan senantiasa puasa sunnah.

Karenanya, kita berusaha menghiasi diri kita dengan akhlaq yang mulia.

Dalam hadits, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

أنا زَعِيمٌ ببيتٍ في أعْلَى الجنَّةِ لمنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

"Aku menjamin istana di atas surga bagi orang yang memperindah akhlaqnya."

Akhlaq bisa diperindah.

Rasūlullāh mengatakan bahwa beliau menjamin istana di surga yang paling tinggi bagi orang yang memperindah akhlaqnya.

Contoh nyata dari praktek akhlaq yang mulia sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Perhatikan!

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

أَقْرَبَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاقًا       

"Orang yang paling dekat dengan aku pada hari kiamat kelak (tentunya disurga) yaitu orang yang paling baik akhlaqnya."

Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menjelaskan, siapa orang yang paling baik akhlaqnya.

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

الْمُوَطَّئُونَ أَكْنَافًا ، الَّذِينَ يَأْلَفُونَ وَيُؤْلَفُونَ ،
"Yaitu orang-orang yang membentangkan tangan-tangan mereka yaitu orang-orang yang mudah untuk bergaul dan mudah untuk diajak bergaul."

Ternyata di antara akhlaq yang mulia adalah mudah untuk bergaul dan mudah untuk diajak bergaul.

َلا خَيْرَ فِيمَنْ لا يَأْلَفُ وَلا يُؤْلَفُ

"Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa bergaul dan tidak bisa diajak bergaul."

Lantas bagaimana kita bisa mudah bergaul?

Tentunya jika kita:
• murah senyum
• ramah tamah
• tidak sombong
• tidak angkuh
• menghargai orang lain

Ini agar kita bisa mudah bergaul, agar orang tertarik dengan kita.

Terutama tatkala kita ingin berdakwah. Kita ingin masyrakat menerima dakwah kita.

Bagaimana caranya agar mereka mau bergaul dengan kita?

Agar kita mudah bergaul dengan mereka?

Maka janganlah kita menjadikan kita seakan-akan eksklusif yang membuat orang seakan-akan enggan untuk dekat dengan kita.

Maka nashihat saya kepada para ikhwan sekalian...

Bagi anda yang berpenampilan islami, dengan jenggot yang panjang...

Jadilah anda lebih manis dengan jenggot anda...

Murah senyum...

Orang akan semakin tertarik tatkala melihat anda manis dengan jenggot anda...

Bukan sebaliknya,

Semakin sangar...
Semakin dijauhi orang...
Semakin ditakuti oleh orang...

Ini cara yang keliru.

Demikian juga ukhti muslimah, saudariku...

Tatkala anda memakai jilbab...

Tatkala anda memakai cadar...

Jadilah anda sebagai seorang wanita yang ramah...

Jika melewati oranglain maka tegur...

Jika melewati ibu-ibu yang tidak berjilbab maka salami... tegurlah dia...

Tunjukkanlah bahwasanya wanita yang berjilbab dan bercadar adalah seorang wanita yang rahmat...

Seorang wanita yang mudah untuk beramah tamah dengan oranglain...

Bukan tampilan seorang yang eksklusif, yang jika melewati oranglain cuek, tidak menegur, sehingga terkesan seakan-akan merendahkan, seakan-akan menghinakan.

Dan saya ingatkan, hati-hati jangan sampai seorang menjadi sebaliknya!

Yaitu orang yang paling hina di hadapan Allāh pada hari kiamat kelak.

Siapakah orang tersebut?

Orang tersebut adalah orang yang dijauhi oleh masyarakat, tidak ingin didekati oleh masyarakat.

Kenapa?

Karena:
• lisannya yang kotor
• tidak menghargai orang lain
• suka menghina orang lain

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ

"Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya dihari kiamat kelak adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia (masyarakat) karena mereka tidak ingin disakiti oleh lisannya yang kotor."

Dalam riwayat lain اتِّقَاءَ شَرِّهِ.

Karena manusia ingin menjauh dari keburukannya.

Karenanya, manislah anda dengan jenggot anda, dan indahlah anda dengan jilbab dan cadar anda dihadapan masyarakat.

والحمد للّه رب العلمين

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته.
✒Tim Transkrip Materi BiAS
______________________________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group WA Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut :
http://goo.gl/forms/mTYPJ2Qj4X