Bercandalah yang baik

Saturday, March 28, 2015

Denger kata bercanda, aduuuuh itu min banget. Suka banget bercanda, hampir setiap hari ga lepas dari bercanda dan tertawa. Eiiiiits, tapi hati-hati loooh ternyata ketika kita lagi bercanda sama temen kita Daaaan dia tersinggung atau sakit hati sama bercandaan kita. Kalau kata min bercanda itu boleh, tapi lihat lah situasi dan kondisi dari orang yang kita ajak bercanda. Baca kondisi mereka, jangan ketika dia lagi berduka kita malah ajak bercanda kan ga baik.
Ada satu perkataan bercanda itu ibarat garam dalam suatu makanan, jika tidak ada maka akan hambar makanan tersebut. Tapi jika kebanyakan akan asin banget itu makanan.
Hari ini, Alhamdulillah Allah kasih karunia ke min untuk tergerak membaca buku yang udah lama ga dibaca, daan dpt ilmu baru tentang bercanda. Judul bukunya itu lovely salihah. Disini ada tips bagaimana cara menghindari bercanda yang jelek itu. Yuuk disimak
1. Usahakan tidak menggunakan objek fisik sebagai bahan utk bercana. Misal, "eh kemaren gw nonton kunfu panda pas liat panda nya inget lu"
2. Usahakan agar ketika bercanda tidak menjelek-jelekkan seseorang dimuka umum. Contohnya "eh lu semua pada tau ga? Si roni tuh suka kentut sembarangan loh"
3. Bercanda tentang prinsip jidup. Misalnya ketika teman kita menghidupkan sunnah dengan memelihara jenggot. Lalu kita bercanda " eh bro, jenggot lu makin asyik aja. Makin mirip sama kambingnya bang somad"
4. Lihat situasi dan kondisi. Memerhatikan situasi dan kondisi dalam bercanda juga sangat penting. Ini dia beberapa aturannya.
a. Sesuaikan candaan dengan kondisinya.
b. Jika ingin bercanda, lakukanlah candaan yang ringan dan tidak membuat teman candamu meraaa itu berlebihan sehingga dia jadi bete.
c. Jangan lupa, pikirkan efek dari candaan kamu. (Naaah yang ini bukan hanya dalam candaan ya kawan, tapi dalam segala hal yang akan kita lakukan. Selalu pikirkan berulang kali apa yang akan terjadi akibat hal yang kita lakukan)
d. Jangan ungkit kesalahan2 seseorang dimasa lampau dan menggunakannya sebagai bahan candaan.

Semoga kita bisa bercanda dengan yang baik dan benar sesuai kaidah kaidah bercanda dalam Islam ya kawan. Aamiin

Pamulang, 15.18 wib
28 Maret 2015/ 7 Jumadil akhir 1436 H

Jangan pernah merasa lelah

Thursday, March 5, 2015

Hari ini mau repost dari sub bab buku nya Mba Ratna Dewi Idrus "BETAPA ALLAH MENCINTAIMU". Buku nya ga terlalu berat kata-katanya dan ngena banget. Nah sekarang mau repost sub bab yang judul nya " Jangan pernah merasa lelah"
Ya, ada rasa kebahagiaan tersendiri jika kita mampu mengatasi persoalam kita. Tetapi....nanti dulu, jangan larut dalam kesenangan. Lihat, setumpuk urusan lain telah menanti gilirannya. Oh dunia...itulah isinya. Tiada hari tanpa kerja...tiada hari tanpa persoalan...tapi justru itulah yang menyenangkan. Benarkah demikian? Allah Swt. berfirman:
"Apabila kamu telah selesai (dari suatu urursan), kerja keraslah kamu (dengan urusan yang lain)." (QS. Al Insyirah:7)
Terkadang ada rasa bosan mengerjakannya. Jiwa ini terasa letih. Apa yang didapat dari semua kelelahan ini?
Wahai jiwa, janganlah pernah merasa lelah. Bukankah jika kita mengharap suatu pembalasan terhadap apa yang kita lakukan, kita telah menuai suatu ketidakikhlasan?
Jika kita berhitung menurut ukuran dunia, kita tak akan pernah mendapatkan keadilan. Sungguh, tidak ada pembalasan setimpal di dunia ini.
Bekerjalah dengan ikhlas, mengharap semata-mata kepada Nya. Sungguh semua pekerjaan yang kita lakukan tak pernah sia-sia melainkan mendapat balasan sempurna di sisi Nya.
Allah menasihati kita untuk senantiasa bekerja keras. Selesai urusan satu, kerjakan urusan lain. Selesai lagi, kerjakan berikutnya. Begituuu terus sampai (kita tak mampu lagi untuk bekerja).
Patutkah kita merasa lelah mengerjakan setiap pekerjaan kita? Pantaskah kita berputus asa mengatasi persoalan kita?  Yuk baca sejenak tentang negeri yang bernama keikhlasan.
Lihatlah mereka, yang tak pernah merasa lelah walau sepanjang waktunya hanya bekerja dan terus bekerja. Mereka tak pernah menyerah walau sepanjang hidupnya senantiasa dihadapkan pada segudang masalah. Mereka mpunyai energi yang sungguh luar biasa.
Kenapa bisa demikian?
Mereka melakukan semua pekerjaan dengan keikhlasan hati. Mereka menghadapi persoalan dengan kesabaran yang tinggi. Keikhlasan untuk terus memberi. Kesabaran yang hakiki. Sebagai rasa ketakwaan mereka pada Ilahi Rabbi.
Setiap gerak yang mereka lakukan tak pernah lepas dari kata ibadah. Sekecil apa pun yang mereka lakukan semua bernilai. Sampai-sampai ketika mereka beristirahat pun tak lepas dari kata ibadah. Tidakkah kita ingin seperti mereka?
Janganlah pernah merasa lelah. Janganlah waktu yang sebentar terbuang percuma. Jangan biarkan kesempatan berlalu begitu saja. Aturlah waktu kita sebaik mungkin dengan melakukan skala prioritas. Jadikan persinggahan ini sebagai ladang amal menuju peristirahatan yang abadi. Demi Allah yang menciptakam kita, arungilah hidup ini hanya untuk mengharap keridhaan Allah Swt.
"Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap" ( QS. Al Insyirah:8)

Yaaa ini bener-bener menjadi pengingat buat min. Semoga kita tak pernah lelah untuk menghadapi hidup ini, terus melakukan yang terbaik hanya untuk mengharap ridha Allah. Aamiin