Aspek lingkungan
industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di mana perusahaan berada.
Akibatnya faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti
ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi
persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Micheal E. Porter mengemukakan
konsep Competitive Strategy yang
menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang dikenal dengan
Lima Kekuatan Bersaing (five competitive
forces). Secara lengkap aspek dan variabel yang membentuk model untuk
strategi bersaing tersebut serta penjelasannya dipaparkan sebagai berikut
(David, 2006).
1.
Ancaman masuknya
pendatang baru
Masuknya pendatang baru
akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya
kapasitas bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber
daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi
perusahaan yang telah ada. Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru untuk
masuk ke dalam industri baru, yaitu:
a.
Skala ekonomi.
b.
Diferensiasi produk dan
jasa.
c.
Kecukupan modal.
d.
Biaya peralihan.
e.
Akses ke saluran
distribusi.
f. Peraturan pemerintah.
2.
Persaingan di antara
perusahaan sejenis
Persaingan dalam
industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Menurut Porter
tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.
Jumlah kompetitor.
b.
Tingkat pertumbuhan
industri.
c.
Karakteristik produk.
d.
Biaya tetap yang besar.
e.
Kapasitas.
f.
Hambatan keluar.
3.
Ancaman dari produk atau
jasa pengganti.
Perusahaan-perusahaan
yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk atau
jasa pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subtitusi menjadi
kuat bilamana konsumen dihadapkan pada biaya peralihan (Switching cost) yang sedikit dan juka produk subtitusi itu
mempunyai harga yang lebih murah atau kualitas yang sama, bahkan lebih tinggi
dari produk-produk suatu industri.
4.
Kekuatan tawar menawar
pembeli
Para pembeli, dengan
kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan
harga produk, meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan
kompetitornya. Kekuatan tawar pembeli akan kuat apabila perusahaan dihadapkan
pada kondisi sebagai berikut:
a. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan.
b. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok.
c. Switching cost pemasok adalah kecil.
d. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga sensitif
terhadap harga dan diferensiasi.
e. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli
dengan mudah mencari subtitusinya.
5.
Kekuatan tawar menawar
pemasok.
Pemasok dapat
mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau mengurangi
kualitas produk atau servis. Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi
berikut terpenuhi:
a.
Jumlah pemasok sedikit.
b.
Produk dan jasa yang ada
adalah unik dan mampu menciptakan switching
cost yang besar.
c.
Tidak tersedia produk
subtitusi.
Pemasok mampu melakukan
integrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama
dengan yang dihasilkan perusahaan.
1 comments:
Thanks..
Tulisan yang sangat membantu.
Tapi sekedar buat saran, bagaimana kalau beberapa istilah ini gunakan juga istilah dalam bahasa inggris karena beberapa istilah yg digunakan lebih familiar dengan istilah bahasa inggris.
Overall, saya sangat puas dengan tulisan ini.
Terima kasih
Post a Comment