Intisari Kajian #The Rabbaanians "Spirit of Sunnah part 1"

Thursday, January 5, 2017
  • INTISARI KAJIAN
    The Rabbaanians "SPIRIT OF SUNNAH 1.0"
    Ustadz Badrusalam, LC
    Rabu, 29 Rabiul Awwal 1438H (28 Desember '16)

    Sunnah telah dimaknai dengan sangat luas, namun pada prinsipnya Sunnah adalah semua hal yang diajarkan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Dalam pengamalannya pun penting adanya bagi kita untuk menghidupkan sunnah ke segala aspek kehidupan, rutinitas keseharian serta gaya hidup kita.
    Kebanyakan dari kita memahami Sunnah itu adalah jika dilakukan dapat pahala, maka tidak dilakukan tidak dosa dan tidak mendapatkan pahala. Hal ini tidak sepenuhnya benar, tidak sedikit pendapat ulama menyampaikan bahwa orang yang melaksanakan Sunnah itu dapat pahala, contoh kasusnya; Ketika seseorang sholat sunnah dengan hati yang riya’ (ingin dipuji), maka tidak ibadah sunnahnya tidaklah mendapatkan pahala. Pun sebaliknya, jika seseorang meninggalkan sunnah dengan sengaja karena alasan hatinya tidak menyukainya dan tidak setuju, maka bisa jadi dirinya mendapatkan dosa.

    Para ulama membedakan untuk Sunnah Muakkadah dengan Sunnah Ghoiru Muakkadah. Sunnah Muakkadah adalah sunnah yang ditekankan untuk dilaksanakan, sementara Ghoiru Muakkadah adalah sunnah yang tidak ditekankan. Pun, terdapat konsekuensi dari sikap meninggalkan Sunnah Muakkadah, yakni menjadi tercela.

    Dari tinjauan Aqidah, Sunnah adalah kebalikan dari bid’ah, yakni perkara yang ditambah-tambahkan, diluar yang telah diajarkan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama, Sunnah berangkat dari hadits. Yakni semua yang berasal dari Rasulullah baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan ataupun sifat baik berupa akhlaq ataupun fisik.
    .
    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
    .
    لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
    .
    Artinya: 
    Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS: Al Ahzab: 21)
    .
    Oleh karena itu, pemaknaan berpegang pada Sunnah adalah menyandarkan selalu pada hadits. Karena Sunnah itu bukan hanya penampilan, tapi harus dilihat Aqidah, tata cara ibadahnya, mengikuti semua secara keseluruhan dari suri tauladan terbaik; Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam.

  • .
    Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyampaikan kita untuk menjalankan agama dengan komprehensif (menyeluruh, bukan setengah-setengah):
    .
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
    .
    Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
    .
    Imam al-Hafizh al-Mundziri di dalam kitab At-Targhib wa At-tarhib pada Bab Sunnah, menyampaikan sedikitnya terdapat 12 hadits keutamaan mengamalkan Sunnah, berikut 5 di antaranya:
    .
    Hadits #1 
    Dari Al irbath bin sariyah : Rasulullah memberikan wejangan kepada kami dengan wejangan yang membuat kami takut dan menangis kemudian kami berkata : "Ya Rasulullah sepertinya itu adalah nasehat perpisahan maka berwasiatlah kepada kami". Kemudian Rasulullah bersabda : "Aku berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah. Mendengar dan menaati pemimpin walau di pemimpin oleh hamba sahaya. Sesungguhnya siapa diantara kalian yang berumur panjang maka ia akan melihat perpecahan yang banyak. Hendaklah kalian disaat itu berpegang kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur rasyidin yang diberi petunjuk. Gigit dengan gigi geraham, jauhi oleh kalian perkara agama yang dibuat buat karena semua bid'ah itu adalah kesesatan” (HR: Tirmidzi)
    .
    Hadits #2
    Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda: "Berbahagialah bukankah kalian bersaksi bahwa tiada tuhan yang haq kecuali Allah dan bahwasanya aku adalah Rasulullah?" Sahabat berkata: "Benar"
    Rasulullah :"Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah sebab ujungnya di tangan Allah dan ujungnya yang lain ditangan kalian. Maka berpeganglah kepadanya sebab kalian tidak akan tersesat dan binasa untuk selama lamanya" (HR: Thabrani dalam al Mu'jam al Kabir) - insyaAllah lanjut di bawah -
  • Hadits #3 
    Dari Ibn abbas bahwa Rasulullah berkhutbah pada Haji Wada': _"Sesungguhnya syaithon telah berputus asa untuk disembah di tanah kalian akan tetapi syaithon rela ditaati kalian dari perkara perkara selain itu yang kalian anggap remeh dari amalan kalian. Maka berhati Hati hati lah. Sesungguhnya aku telah meninggalkan kalian sesuatu yang kalian tidak akan tersesat selama lamanya selama kalian berpegang padanya yaitu Al Qur'an dan al Hadits"_ (HR: Al Hakim)Hadits #4
    Dari Ibn mas'ud Radiyallahuanhu berkata: _”Sedikit ibadah diatas sunnah lebih baik dari pada bersungguh sungguh dalam bid'ah.”_

    Hadits #5
    Rasulullah mendatangi kami dalam keadaan lemas: _"Taatilah aku selama aku diantara kalian. Berpegang pada kitabullah. Halal kan apa yang dihalalkan-Nya dan haramkan apa yang diharamkan-Nya" (HR : Thabrani)

    Rabu pekan depan insya Allah kita akan melanjutkan pembahasan sisa dari 12 hadits yang dimaksud. Oleh karena itu, mari kita sibukkan diri untuk mempelajari dan mengamalkan sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam, agar Sunnah hidup terjiwai. The Spirit of Sunnah. 
    Yuk ngumpul lagi di kajian The Rabbaanians berikutnya

    Dapatkan broadcast info kajian & artikel ilmu insyaAllah di:
    Whatsapp: 087878405003
    Pin BBM: 5E080D91
    Instagram @the_rabbaanians
    FB fan page: The Rabbaanians

0 comments:

Post a Comment